pelajaran sejarah khalifah cinta
22 April 2012

Kubaca buku-buku karya para pujangga yang bercerita tentang cinta dan keajaiban-keajaibannya. Kurenungi setiap lembaran sejarah yang telah mengabadikan kisah cinta abadi untuk diambil pelajaran. Kueja dengan terbata kisah Adam-Hawa, Yusuf-Zulaikha, Muhammad-Khadijah, Laila-Majnun, Romeo-Juliet, Fahri-Aisya, Rangga-Cinta, dan tak lupa cintaku pada Dia
Mereka telah menggemakan dunia dan telah memberiku nafas kehidupan. Ingin cintaku pada Dia ditulis dengan tinta emas pada lembaran sejarah para kafilah cinta. Cintaku padanya ingin terkenang selalu dan dibaca oleh setiap pengembara cinta.
Meskipun aku bukanlah Adam yang membiarkan dirinya terpedaya melanggar firman Tuhan demi keriangan sang Hawa mencicipi pohon keabadian. Akupun bukan Yusuf yang keelokan wajahnya menghilangkan kesadaran jiwa Zulakha dan jemari para gadis istana. Akupun bukan Sulaiman yang dapat menaklukan kicauan burung bulbul di hadapan Ratu Saba. Akupun bukan Gibran yang mampu melukis puisi indah membahana menghiasi cakrawala. Akupun bukan Rama yang mampu memberikan singgasana nirwana pada Dewi Sinta. Akupun bukanlah Dewa yang mampu mendendangkan lagu-lagu cinta. Dan, akupun bukanlah diriku sebagai diriku sebenarnya.
Ingin kisahku seperti kisah cinta dua sejoli yang selalu bergema dan memberi inspirasi pada setiap pengagum cinta.