Coretan Harian - Kenapa ?
14 August 2012
“Ketidak-laziman dasar dalam hubungan sosialisme antar- manusia terkadang membuat diriku bertanya,termenung dan tak habis pikir”.
Menuntut tanpa menciptakan.
Terkadang saya tak habis pikir sebegitu bodohnya mereka yang hanya bisa menuntut tanpa menciptakan. Memang, tidak ada salahnya kita menuntut bahkan mengutuk akan sesuatu hal yang ke-ajektifa-an nya untuk merubah sesuatu. Namun, semua yang mereka tuntut atau kutuk akan terlihat bodoh bila dari mereka sendiri tidak menciptakan. Di zaman serba gila ini kata memang berbanding kuatnya dengan raga. Namun, raga atau perbuatan masih lebih dibutuhkan daripada kata.
Men-judge dari satu sisi.
Tak habis pikir. Entah darimana mereka mendapatkan mandat yang sebegitu menyebalkannya. Terkadang saya berpikir apakah manusia telah digolongkan ? sehingga mereka dengan mudah mengolongkan orang hanya dari cara mereka berpakaian,berbicara dll. Kalaupun, mereka mendapatkan mandat itu dari buku-buku psikologi saya rasa perbandinganya tak begitu tepat dan mungkin meleset. Dangkalnya, manusia adalah mahluk metamorfosa.
Pembunuhan karakter.
Ironis.kita melihat bumi pertiwi kian hari kian tengelam hanya pada beberapa tangan kotor dari sebagiaan kelompok besar yang memainkan tanah ini. Sungguh, suatu anugerah dan rahmat bangsa kita masih mempunyai rasa kepercayaan diri yang besar dalam segala profesi. Namun, begitu nistanya sebagian orang yang membunuh kepercayaan diri itu dengan cara-cara yang murahan.
Ketidakjujuran.
Tidak salah. Masyarakat kita seakan mencandui kembali sinetron. Pada dasarnya, ketidakjujuran membuat segala hal menjadi sebuah drama dimana kata bersembunyi didalam raga bahkan segala hal yang berbau ketidakjujuran itu adalah drama seperti halnya sinetron yang pasti akan ada yang diuntungkan dan dirugikan. Sekalipun ada beberapa anjuran untuk ketidakjujuran itu di bolehkan. Namun ketidakjujuran itu tetaplah drama.
Diskriminasi.
Diskriminasi,diskriminasi dan diskriminasi. Begitu banyak diskriminasi yang beterbaran di tanah maha benar ini.dimana penghuninya adalah para pencipta nilai bertitle maha benar. Sungguh, hanya disini di tempat ini mereka beterbaran dengan congkak. Diskriminasi ekonomis sampai ke diskriminasi antar-ras sangat jelas membentang di garis khatulistiwa. Tak berhenti dari sana ke-ajektifa-an agama pun di diskriminasi. Mungkin terlalu dini untuk saya berbicara seperti ini. Namun, saya adalah satu dari ratusan juta remaja yang mengharapkan kesetaraan diantara manusia baik itu ras,ekonomi ataupun agama.