ekstesi rindu

kau seperti menjelma di udara..
menghilang dari peta..
menelisip dalam keghaiban
yang mengelilingi ingatanku pada sebuah pagi..
bergelayut di sulur waktu..
menanggalkan gerimis..
membiarkan doa-doa basi sebelum
sampai di pintu langit yang tertutup

bisakah kau berhenti sejenak,
memberiku misteri, mencipta teka-teki..
pada malamku yang selalu kau datangi,
membawa mimpi dan api..
serupa yang kini menjadi puisi

hanya kau dalam terkaan yang kujaga..
dalam sepi berantakan,
tersapu angin cahaya matamu,
matahari kepalaku.
karena kau tak pernah lepas dari kepalaku
biarkan kukenang dirimu dengan
cara yang selalu baru.. menyulap batu
menatah tiruanmu, untuk menjaga rindu..
agar dalam sendiri,
aku dapat kembali mengira- ngira warna matamu

di manakah muara tiupan angin yang
membawa wangimu?
serupa Yunus dalam perut nuun..
aku menebak daratan
mengandai bibir-bibir pantai meminta segala sesuatu untuk
mendengar.. menjawab doa doa

dari kegelapan
amis kesunyian
Tags:
Related Posts
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar