coretan harian - keyakinanku akanmu



Haruskah aku selalu tersenyum meskipun dilanda sepi. Ingin selalu tersenyum menatap cakrawala, bersuka cita bercengkrama dalam pelukannya. Tapi bersama dengannya malah membuatku terpaku tersudut di pojok biru. Tak ingin bicara bahkan tak ada pertemuan lagi. Tak ingin aku memandangnya lagi.

Kuberlari menuju tepian. Terbelenggu sendiri. Sebab kurasa semuanya sudah berakhir pada hari ini. Kalaupun masih ada ingin segera berakhir saja. Biarkan semua menjadi kenangan yang mengukir dalam ruang dan waktu selama ini.

Aku tak mengerti tatapannya. Bagai kejora menaklukan durjana. Haruskah aku mengerti. Kata-kata manis dibibir hatinya membuatku gagap. Tak menginginkan aku tapi malah menangis.

Kepedihan yang melanda dirinya sudah terlalu besar jika ditambah lagi dengan persoalanku. Aku harus mengerti keadaannya yang serba tidak menentu. Bukannya ia tak mengerti aku, tapi takdir yang mengharuskan ia begitu.

Bisakah kubangun keceriaan burung-burung camar di rima cintanya. Aku tak bisa memaksa keadaan berjalan sebagaimana aku mau. Tapi kubulatkan tekad agar semuanya menjadi milikku. Aku harus mendapatkan semua itu. Aku yakin dengan keyakinanku.

**
Tags:

1 Response to "coretan harian - keyakinanku akanmu"